PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA DAN NASIB ISLAM MASA KINI Makalah
PERKEMBANGAN
ISLAM DI ASIA DAN NASIB ISLAM MASA KINI
Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Islam
adalah agama yang pada saat ini sudah menyebar ke seluruh Benua dan Negara yang
ada dipermukaan bumi ini. Karena memang didalam ajaran Islam itu sendiri
memberikan kebebasan kepada orang yang memeluk agama Islam untuk menyebarkannya
kepada umat-umat yang lainnya yang belum kenal Islam, di dalam Islam pun
ajaranya mudah dimengerti sesuai rasional dan juga banyak bukti-bukti alam
bahwa agama Islam adalah agama yang benar.
Maka
orang Islam yang berakhlak baik memudahkan dalam penyebaranya agar penduduk
sekitar yang non Islam mau menerima, mengikuti, dan masuk agama Islam.
Mengenai
kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya
didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para
pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan.
Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat
persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin
hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam inilah yang
dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada
warga sekitar pesisir.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan batasan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penulis
mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana Perkembangan Islam di Asia Barat?
2.
Bagaimana Perkembangan Islam di Asia Selatan?
3.
Bagaimana Perkembangan Islam di Asia Tengah?
4.
Bagaimana perkembangan islam di Asia Utara?
5.
Bagaimana perkembangan islam di Asia Timur?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perkembangan Islam
di Asia Barat
Proses
islamisasi kawasan Asia Barat dimulai sejak abad ke-7. Proses ini terdiri dari
tiga fase Khalifah (khalifahurrasidyn), Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah.
Berangkat dari ketiga fase ini islam dikenal sampai saat ini. Kawasan yang
mayoritas terdiri atas bangsa Arab, memainkan peranan penting dalam segala
peristiwa yang terkait sejarah dengan Islam. Karena itu, wilayah ini dikatakan
sebagai “jantung dunia Islam”.
Negara-negara
yang termasuk wilayah Asia barat adalah Arab Saudi, Kuwait, Yaman, Afganistan,
Oman, Qatar, Aden, Irak, Iran, Yordania, Uni Emirat Arab, Bahrain, Libanon,
Israel, semua Negara tersebut beragam Islam kecuali (Israel, Libanon Dan.
Kekuasaan Asia barat adalah merupakan bagian integral dari kekuasaan Turki
Usmani sebelum datang bangsa Eropa, yaitu Inggris dan Prancis. Proses Islamisasi
kawasan Asia Barat untuk masa modern sebenarnya dilakukan oleh Muhammad Ibn Suud
yang terikat dengan gerakan Wahabinya. Berkat jasanya kawasan Asia Barat dapat
diintegrasikan padahal pada awalnya secara politik wilayah ini tercerai berai,
merupakan wilayah pinggiran (terpencil) dalam posisinya sebagai poeradaban
kuno, masyarakat penggembala, sebagai negeri perkemahan dan oasis
(kabilah-kabilah). (1)
Selama
Abad pertama pemerintah khalifah, posisi orang Kristen masih cukup baik, orang
Kristen dihargai sebagai “ahl-Alkitab” (yang
memiliki kitab suci). Administrasi Arab
masih kurang berkembang, oleh karena itu orang Kristen di butuhkan sebagai
pegawai, khususnya di bidang administrasi. Di bidang pendidikan pada awal zaman
Arab, gereja-gereja masih memiliki monopoli sekolah tinggi. Tetapi sejak awal
zaman Arab ada perbatasan aktivitas Kristen.
Suku-suku
Arab harus masuk Islam, oleh karena Agama Islam dianggap sebagai agama seluruh
bangsa Arab. Orang Kristen ada kesulitan untuk mendapat izin bagi pembangunan
gedung Gereja. Sering orang Kristen
harus memakai pakaian khusus. Orang Kristen harus bayar pajak yang khusus.
Biasanya lonceng tidak boleh di bunyikan, Orang Kristen di dorong untuk masuk
Islam, tetapi seorang Islam tidak boleh
pindah agama. Sesudah kira- kira 100 tahun,
orang Kristen tidak lagi di butuhkan seperti sebelumnya di bidang administrasi
dan pendidikan, oleh karena perkembangan Administrasi dan pendidikan Arab.
Orang Kristen di bawah khalifat menjadi warga negara kelas ke-2. Biasanya
pembangunan gedung Gereja yang baru tidak di izinkan lagi, bahkan gedung Gereja
biasanya tidak boleh diperbaiki lagi. Mulailah suatu proses yang melemahkan
Gereja, yaitu dengan banyaknya orang Kristen yang pindah agama, dan melalui
berimigrasi juga mulailah suatu proses Arabisasi kekeristenan di Timur Tengah yang berbahasa Yunani dan
Suriah. Akibatnya pada abad ke - 13 , dan ke- 14, gereja di Asia nyaris musnah.
(2)
2.
Perkembangan Islam
di Asia Selatan
Sejak
zaman Nabi Muhammad SAW,
di Asia selatan tempatnya di India telah memiliki sejumlah pelabuhan besar
sehingga terjadi interaksi antara india dengan muslim di arab. Oleh karena itu
perdagangan dan dakwah menyatu dalam satu kegiatan sehingga raja Kadangalur dan Cheraman Perumal masuk islam dan mengganti namanya menjadi tajudin.
Pada zaman Umar Bin
Al-Khottob,
Mughirah berusaha menaklukan Sin
(India) tapi usahanya gagal (643-644 M). Pada zaman Utsman bin Affan dan Ali
bin Abi Thalib dikirim utusan untuk mempelajari adat istiadat dan jalan-jalan menuju
Asia Selatan (India). Pada
zaman Muawiyah I, Muhammad Ibnu Qasim berhasil menaklukan dan diangkat menjadi
Amir Sind dan Punjab. Kepemimpinan di Sin dan Punjab dipegang oleh Muhammad Ibn
Qasim setelah ia berhasil memadamkan perampokan-perampokan terhadap umat islam
disana. Karena pertikaian internal antara Hajjaj dan sulaeman dinasti ini
melemah, dan ketika dalam keadaan melemah, dinasti ini ditaklukan oleh dinasti
Gazni.
Pada
masa pemerintahan Al-Mamun (Khalifah dinasti Bani Abbas) telah dilakukan penaklukan
kewilayah Asia Selatan, dengan diangkatnya sejumlah amir untuk memimpin
daerah-daerah. Diantara yang dipercaya untuk menjadi amir adalah Asad Ibn Saman
untuk daerah Transixiana. Ia diangkat menjadi amir setelah berhasil membantu
khalifah bani Abbas dalam menaklukan dinasti safari yang berpusat di Khurasan. (3)
Selain
itu juga Islam datang ke Asia Selatan sebelum invasi Muslim India.. pengaruh Islam pertama kali datang ke
Asia Selatan terasa di awal abad ke-7 dengan munculnya pedagang Arab. Para
pedagang Arab yang datang ke asia selatan digunakan untuk mengunjungi daerah di
Malabar, yang merupakan suatu daerah yang menghubungan antara mereka dengan
pelabuhan di Asia Tenggara. Menurut Sejarawan Elliot dan Dowson dalam buku
mereka The History of India yang diceritakan
oleh sejarawan sendiri, mereka
datang dengan menggunakan kapal pertama yang membawa wisatawan Muslim terlihat
di pantai India sejak 630 M. HG Rawlinson, dalam bukunya: Abad Pertengahan Kuno
dan India ia mengatakan bahwa yang pertama orang Arab Muslim tinggal di pantai
India di bagian terakhir dari abad ke-7 Masehi Para
pedagang Arab dan pedagang menjadi pembawa agama baru dan mereka menyebarkan
itu kemana pun mereka pergi.
Asia
selatan mencangkup India, Pakistan dan Bangladesh yang luasnya kira-kira 2.075
mil dari utara keselatan dan 2.120 mil dari timur kebarat. Disebelah utara,
wilayah ini berbatasan dengan wilayah Tibet (Cina) dan Afganistan; sedangkan
disebelah selatan berbatasan dengan laut samudra Indonesia; disebelah timur
berbatasan dengan Burma dan disebelah barat berbatasan dengan Persia (Iran).
Perekonomian mereka berdasarkan pada kombinasi antara penanaman hasil
padi-padian di ladang yang berpetak yang kebanyakan teririgasi dan dibajak
dengan menggunakan sapi jantan serta pembiakan lembu jantan, kerbau, domba,
kambing dan keledai. (4)
3. Perkembangan Islam
di Asia Tengah
Asia
Tengah dengan Islam sendiri diperkirakan bermula sejak abad kedelapan Masehi.
Beberapa sumber menyebutkan, Islam memasuki Asia Tengah melalui Transoxiana atau Mawarannahr (dalam
bahasa Arab).
Kota
tersebut berhasil ditaklukkan pasukan Muslimin yang dikomandoi Abu Hafs Qutayba
bin Abi Salih Muslim pada 673-751 Masehi. Saat itu, ia di bawah perintah
Khalifah al-Walid I dari Bani Umayyah. Selain Transoxiana, Kekhalifahan Umayyah
juga berhasil menguasai Andalusia (Spanyol).
Selama
abad ke-8 Masehi, agama Islam menyebar luas ke penjuru Asia Tengah. Baru pada
751 Masehi, di bawah Kekhalifahan Abbasiyah pasukan Muslim mempunyai kekuasaan
yang lebih stabil atas Asia Tengah. Itu sebagai buah kemenangan pasukan Islam
di bawah komando Abu al-Abbas as-Saffah, pendiri Kekhalifahan Abbasiyah, atas
pasukan Dinasti Tang asal Cina. Kedua kubu bertempur pada Mei hingga September
751 di sekitar Sungai Talas.
Dalam
kekuasaan Islam, Asia Tengah mencapai kegemilangannya dalam hal budaya dan
ekonomi. Dari segi kultural, bahasa Arab mulai menggantikan bahasa Persia,
khususnya setelah Bani Abbasiyah memerintah. Sampai abad ke-9 Masehi,
Transoxiana menjadi mercusuar peradaban, yang bersandingan secara prestise dengan
Baghdad-Ibu kota kekhalifahan--Kairo, dan Kordoba (Spanyol). Namun,
perlahan-lahan pengaruh Arab mulai memudar dan akhirnya bahasa Persia mulai
dipakai lagi secara umum di kawasan ini.
Selain
Transoxiana, kota lain yang juga terkenal sebagai pusat keilmuan di Asia Tengah
adalah Bukhara. Banyak ilmuwan,
cendekiawan, dan sastrawan Muslim bermunculan di kawasan ini. Warisan
intelektual mereka masih terasa sampai hari ini. Salah satu bukti betapa
istimewanya Asia Tengah bagi perkembangan peradaban Islam saat itu adalah
disimpannya sebuah salinan asli Alquran pada zaman Khalifah Utsman bin Affan di
Tashkent (kini ibu kota Uzbekistan).
Yang
tak boleh ketinggalan disebut adalah Samarkand.
Sejak abad ke-8 Masehi, kota ini memang telah menjadi titik temu bagi kebudayaan
dan keilmuan dunia, khususnya dari Cina, lantaran keberadaan Jalur Sutra. Salah
satu warisan yang maha-berharga dari Timur Jauh adalah metode pembuatan kertas.
Benda ini disebut-sebut merupakan hasil inovasi Tsai Lun (48-121 Masehi),
seorang figur pegawai dari Dinasti Han, Cina.
Berkat
kontak budaya dan militer dengan Cina, Dunia Islam mulai kenal produk pemacu
kebudayaan manusia itu. Sejak penemuan kertas, sirkulasi keilmuan di Dunia
Islam--dan kelak Eropa Kristen--mengalami perkembangan pesat. Kertas
menggantikan daun papirus atau kulit hewan ternak yang kurang praktis untuk
disimpan dalam perpustakaan. (5)
4.
Perkembangan Islam di Asia Utara
A.
Perekembangan Islam di Rusia
1. Sejarah
Masuknya Islam di Rusia
Islam masuk ke Rusia pada pada tahun
992 Masehi, ketika sekelompok etnis Rusia yang hidup di Siberia, yang disebut
Bulgar, memeluknya dan kemudian menyebarkannya ke seluruh Rusia. Islam masuk ke
Rusia dibawa para pedagang Muslim Arab dari wilayah Kaukasus dan tiba di Moskow
dari utara bukan dari selatan seperti yang diduga beberapa sejarawan, mereka
berpendapat bahwa Islam datang ke Moskow dari selatan, sebagai jalan paling
mudah untuk gerakan kafilah pedagang. Sebab, suku-suku Cossack Rusia yang
telatih untuk berperang, telah berdiri menentang penyebaran Dakwah Islam dan
pengaruh Islam yang merayap menuju jantung Rusia.
Hal itu kemudian memaksa para pedagang Muslim dan
para dai untuk melintasi Asia Tengah menuju Siberia, dengan bantuan kaum Tatar
yang telah masuk Islam dan mendapat petunjuk kepada agama yang haq sejak abad
kesembilan Masehi di Kerajaan mereka, Kerajaan Volga Bulgaria Timur, yang
sekarang menjadi tanah air mereka. Daerah ini sebagian besar telah memeluk
Islam pada abad kesepuluh, dan pada abad 11 dan 12, Islam menyebar di wilayah
Ural, yang sekarang bernama Republik Bashkiria (Bashkortostan). Berkat para
pedagang Muslim dari Arab, Iran dan Turki Islam kemudian menyebar ke berbagai
bagian lain wilayah Rusia. Kaum Muslim saat ini, telah menjadi kekuatan
baru di sekitar Rusia, dari Siberia di sebelah utara dan timur laut ke arah
selatan.
Islam tiba di Moskow sekitar tahun 1200 Masehi,
ketika itu, ibukota kerajaan Muslim ada di kota Kazan. Saat itu, Moskow
membayar pajak kepada Kazan. Kazan tetap menjadi ibukota kaum muslimin sampai
tahun 1552, ketika Tsar Rusia Ivan The Terrible berhasil menduduki dan
menghancurkan Kazan, membakar masjid, memindahkan qubah-qubah indah ke Kremlin
Moskow dan Red Square, yang masih ada sampai hari ini. Kemudian ia menduduki
kota Astrakhan pada tahun 1556, Siberia Barat tahun 1598, dan pada akhir abad
keenam belas tiba di daerah-daerah Muslim di Kabordino dan Chechnya. Sejak saat
itu, Rusia memulai peperangan mereka melawan kaum muslimin, mereka melarang
kaum muslimin melakukan praktek keagamaan dan memaksa mereka untuk mengikuti
kebiasaan dan tradisi Rusia. Semua itu dilakukan dalam rangka me-rusia-kan kaum
muslimin, jika tidak dikatakan: mengkristenkan mereka. Mereka memperlakukan
kaum muslimin dengan kejam, menimpakan berbagai siksaan, merampas kekayaan
mereka dan memperkenalkan undang-undang hukuman untuk memaksa penduduk setempat
agar menolak agama Islam. Akan tetapi, mereka tidak berhasil dalam proyek ini.
Mayoritas Muslim tetap mengikuti agama mereka,
kekejaman Rusia tidak mampu menghentikan penyebaran Islam. Sebaliknya
Islam mencapai kemajuan baru di paruh kedua abad 18, pada masa pemerintahan
Ratu Rusia, Catherine II, dengan berubahnya kebijakan Rusia terhadap umat Islam
yang hidup dalam perbatasannya. Saat itu, kaum muslimin mencicipi kebebasan.
Pada tahun 1764, propaganda toleransi beragama menguat, dan pada tahun 1767
pengusiran penduduk Tatar dari kota mereka, yaitu Kazan, dicabut pemerintah.
Pemerintahan menuju tahap baru pada tahun 1773 dengan memberikan Tatar Volga
kebebasan beragama, hak untuk membangun masjid dan sekolah Al-Quran. Pedagang
Volga kemudian menjadi mediator yang sangat baik antara Tsar Rusia dan Asia
Tengah. Mereka juga bertindak sebagai dai dan muballigh, membangun masjid,
sekolah dan membawa Islam kepada orang-orang yang masih semi-politheis di
Bashkiria dan Siberia Barat.
Kebijakan Tsar Rusia ini bukan didasari karena
kecintaan terhadap umat Islam, tetapi kebijakan yang didorong kepentingan Rusia
untuk memperluas pengaruh dan kontrol atas daerah tetangga, karena ia menyadari
kemungkinan untuk memanfaatkan masyarakat Muslim yang berada di Rusia, sehingga
kehadiran Rusia di Asia Tengah dapat diterima bahkan diinginkan di wilayah itu.
Hal itulah yang mendorong para penguasa Rusia untuk memperhatikan kekuatan
politik umat Islam yang tinggal di Tsar Rusia pada saat itu.
Shireen T. Hunter dan pengamat Islam Rusia lainnya menyatakan
bahwa abad 21 adalah era kebangkitan agama Islam yang setelah sekian lama
mengalami penindasan dalam berbagai bidang kehidupan.[1]
2. Perkembangan
Islam Di Rusia
Islam di Rusia adalah agama terbesar kedua setelah
Kristen Ortodoks, yakni sekitar 21- 28 juta penduduk atau 15 - 20 persen dari
sekitar 142 juta penduduk.Untuk pertama kalinya dalam sejarah Rusia, pemimpin
Rusia (Vladimir Putin) memasukkan menteri Muslim dalam kabinetnya dan mengakui
eksistensi Muslim Rusia.
Menurut United States Department of State, terdapat
sekitar 21-28 juta jumlah penduduk Muslim di Rusia, sekurang-kurangnya 15-20
persen jumlah penduduk negara ini dan membentukkan agama minoritas yang
terbesar. Masyarakat besar Islam dikonsentrasikan di antara warga negara
minoritas yang tinggal diantara Laut Hitam dan Laut Kaspia: Adyghe, Balkar,
Nogai, Orang Chechnya, Circassian, Ingush, Kabardin, Karachay, dan banyak
bilangan warga negara Dagestan.
Abdullahi
Ahmed An-Naim dalam bukunya Islam dan Negara Sekuler mengatakan bahwa ketika
federasi Rusia terbentuk setelah jatuhnya Uni Soviet, hubungan antara negara
dan agama ditata ulang, baik melalui undang-undang dasar maupun undang-undang.
Pasal 14 Undang-Undang Dasar Federasi menyatakan bahwa Rusia sebagai negara
sekuler sehingga tidak akan ada negara yang dibangun berdasarkan satu agama
tertentu. Undang Undang Dasar juga menyebutkan bahwa semua asosiasi keagamaan
memiliki posisi setara di depan hukum. Abdullahi Ahmed An-Naim juga menuliskan
bahwa setelah kebijakan “Perestroika”-nya
Gorbachev, hubungan antara negara dan sekte-sekte keagamaan dinormalisasikan
kembali oleh undang-undang (law) tahun 1990 tentang “kebebasan
beragama”. Pada dekade inilah, jumlah organisasi
agama yang terdaftar naik hingga 20.000 organisasi. Hanya setengah di antara
organisasi-organisasi tersebut yang merupakan organisasi Kristen Ortodoks
Rusia, yang berarti bahwa jumlah agama minoritas telah berkembang selama masa
itu.[2]
Faktor utama dari meningkatnya populasi muslim di
Rusia selain runtuhnya Soviet adalah kelahiran. Konon, diantara komunitas agama
lain di Rusia, pemeluk Islam dalam merencanakan keluarga tidak memikirkan
betapa sulitnya biaya hidup di Rusia. Bagi komunitas muslim, melahirkan
generasi baru yang islami merupakan misi yang jauh lebih berharga ketimbang
memikirkan kesulitan hidup di Rusia.Semenjak Muslim di sana berada di bawah
pemerintahan yang komunis dan mengalami masa-masa pengekangan, seperti
dilarangnya membawa mushaf Al Qur'an, masjid-masjid di tutup, hingga akhirnya
sekarang, Muslim Rusia telah mendapatkan hak-hak mereka dengan baik. Dan
Islam pun kini menjadi agama kedua di negeri itu.
Mayoritas Muslim di Rusia mengikuti ajaran Islam Sunni.
Dalam beberapa kawasan, terutama di Dagestan dan Chechnya, ada tradisi Sufisme, yang diwakili oleh tarekat Naqsyabandi dan Shazili dipimpin oleh Shaykh Said
Afandi al-Chirkawiad-Daghestani. Amalan sufi memberikan orang
Kaukasus semangat kuat untuk menolak tekanan orang asing, dan telah menjadi legenda
di antara pasukan Rusia yang melawan orang Kaukasus pada zaman Tsar. Orang Azeri juga pada
sejarah dan masih lagi pengikut Islam Syiah, disaat republik mereka terpisah
dari Uni Soviet, banyak orang Azeri yang datang ke Rusia untuk mencari
pekerjaan. Qur'an pertama yang dicetak diterbitkan di Kazan, Rusia pada 1801.
5.
Perkembangan Islam di Asia Timur
A.
Perkembangan islam di tiongkok
Agama Islam masuk ke Cina pada masa
pemerintahan Utsman bin Affan, Mubaligh pertama yang diutus ke negeri itu ialah
Saad bin Abi Waqash. Setelah itu banyak saudagar arab yang masuk Cina sambil
berdakwah. Masyarakat Cina umumnya menerima kedatangan agama Islam, dan banyak
diantara mereka yang tertarik menjadi muslim. Keagungan ajaran Islam yang
dipraktekan dan diajarkan oleh para mubaligh, membuat masyarakat Cina kagum dan
menyebutnya dengan Hui-hui Chew atau Tsing Ching Chew yang artinya agama yang
suci.
Tempat yang pertama kali menerima dakwah
Islam ialah Kanton, salah satu kota besar di Cina. Saad bin Abi Waqash pertama
kali berdakwah di kota itu, dan ia cukup lama tinggal di kota tersebut sampai
meninggal dunia. Kuburanya masih terawat baik sampai sekarang, karena
masyarakat muslim Cina sangat menghormatinya.
Selain melalui jalur dakwah, agama Islam
dapat berkembang melalui jalur perkawinan. Banyak para mubaligh muslim yang
kemudian menikahi gadis setempat dan beranak pinak. Sehingga anak keturunan
mereka itulah yang kemudian meneruskan dakwah Islam di negeri tirai bambu itu.[3]
Cina memiliki sejarah meliputi jangka
waktu meliputi lebih dari 4000 tahun, sehingga termasuk Negara berkeadaban
tertua, disamping India, Mesir, dan Mesopotamia. Dalam jangka waktu 4000 tahun
lebih cina mempunyai 24 dinasti dan 2 republik, yaitu Republik Nasionalis Cina
dan Republik Rakyat Cina.[4]
Tai Tsung naik takhta pada tahun 626,
empat tahun setelah Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya meninggalkan Mekah
menuju Madinah. Kira-kira pada waktu yang sama,suku-suku nomad Turki di Asia
Tengah berkumpul diluar tembok besar Cina untuk serbuan missal. Namun, Tai
Tsung dapat mengusir mereka,. Maka mulai muncullah migrasi menuju ke barat.
Mereka adalah suku yang anak cucunya merupakan masyarakat muslim Hui yang
berbahasa Cina dari daerah selatan dan tengah.[5]
Pada waktu Tai Tsung mempertahankan dan
mempersatukan Cina, Nabi Muhammad SAW, baru meletakkan dasar-dasar Negara
islam. Pada tahun 705 M. Dinasti Umayah dijatuhkan oleh Dinasti Bani Abbas.
Satu tahun kemudian, tentara muslim berhadapan dengan tentara Cina untuk
pertama kalinya di Talas. Dengan bantuan orang-orang Turki, umat Islam dapat
mengalahkan tentara cina. Semenjak itulah penduduknya sebagian besat memeluk
agama Islam.[6]
Hasil dari pertempuran talas lainnya
adalah tertangkapnya beberapa orang Cina yang ahli dalam membuat kertas. Karya
mereka selanjutnya diperkenalkan ke Dunia Islam. Dengan inilah mendorong
berkembangnya kebudayaan Bagdad sejajar dengan kebudayaan Chang-an(Cina).
Selama abad ke-19, terdapat
pemberontakan-pembrontakan besar di negeri Cina, dan
pemberontakan-pemberontakan di Yunnan (1855-1873) oleh penduduk muslim yag
akhirnya ditumpas dengan kekejaman yang luar biasa. Setelah revolusi
kebudayaan(1966), umat Islam yang merupakan minoritas sama sekali tidak
menampakkan diri. Pada awal revolusi mesjid-mesjid dirusak, dihancurkan atau
ditutup.[7]
B.
Perkembangan Islam di Jepang
Sebelum perang dunia ke-2, jepang
termasuk Negara ekslusif yang menutup diri, sehingga agama Islam baru masuk ke
Negara itu setelah pecahnya perang dunia ke-2 tersebut. Pada waktu itu
Jepang berperang melawan Rusia. Banyak penduduk Rusia yang mengungsi ke Jepang
salah satunya seorang ilmuwan yang bernama Abdul Rasyid Ibrahim, ia merupakan
teman karibnya Jenderal Akashi, panglima masyarakat negeri itu dan berhasil
mengislamkan Konaru dan Yama Oka. Mereka berdua sempat melaksanakan ibadah
haji.
Sejarah perkembangan Islam di Jepang
menunjukkan bahwa terdapat gelombang orang-orang yang memeluk Islam. Faktanya,
kampanye-kampanye religius yang sudah banyak dilakukan tidak terlalu banyak
menuai sukses dalam menyebarkan “agama baru”
ini. Data statistic mengindikasikan bahwa 80 % dari total populasi percaya pada
Buddhism atau Shintoism dimana 0,7 % adalah penganut Nasrani. Hasil terakhir
yang diperoleh berdasarkan polling yang dilakukan oleh majalah bulanan
Jepang menyatakan bahwa terdapat sebuah gelombang protes yang penting
seputar keberadaan agama. Hanya satu dari empat orang Jepang percaya akan
dogma-dogma agama. Kurangnya kepercayaan terhadap dogma-dogma agama umumnya
terjadi pada kaum muda Jepang umur 20 tahun dengan angka mencapai 85 %. Para
pelaku dakwah yang direpresentasikan oleh komunitas Muslim di Jepang dengan
estimasi jumlah mereka sebanyak 100 ribu orang sendiri dirasa amat kecil jika
dibandingkan dengan total populasi penduduk Jepang yang mencapai lebih dari 20
juta orang. Para pelajar dan mahasiswa bersama dengan para pekerja yang berada
dalam situasi genting melakukan perluasan segmen komunitas mereka. Mereka
terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Hiroshima, Kyoto, Nagoya, Osaka dan
Tokyo namun jarang yang terorganisir secara rapi dalam unit-unit yang mapan
untuk melakukan program-program dakwah yang efektif. Faktanya, asosiasi para
pelajar Muslim serta masyarakat local mengorganisir camp-camp secara periodic
serta melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pemahaman bagaimana
mengajarkan Islam secara benar dan tepat serta untuk memperkuat hubungan
persaudaraan diantara sesama Muslim.
Tidak ada kelanjutan dari upaya-upaya
untuk bertahan dengan situasi yang menuntut penyesuaian-penyesuaian bagaimana
di satu sisi harus menjalani gaya hidup yang modern dan di sisi lain harus
menyeru orang pada perbaikan jiwa agar tercipta keseimbangan hidup.
Kesulitan-kesulitan yang kemudian dihadapi oleh orang-orang Muslim adalah dalam
hal pengadaan fasilitas komunikasi, perumahan, pendidikan anak, atau makanan
halal serta buku-buku Islam yang pada saat itu, tahun 1980-an masih sangat
sulit. Dan hal ini merupakan faktor-faktor tambahan yang menjadi penghalang
bagi jalannya dakwah di Jepang. Kewajiban untuk berdakwah seringkali dirasakan
sebagai kewajiban seorang Muslim untuk mengajarkan Islam kepada non-Muslim. Dan
banyak Muslim yang merasa bahwa kegiatan mereformasi (islaah) serta
memperbaharui (tajdid) itu amat diperlukan, sehingga otomatis hal tersebut juga
mempengaruhi bentuk-bentuk dakwah yang dilakukan oleh komunitas-komunitas Muslim
yang eksis di Jepang.
Sebuah kondisi yang menuju perbaikan
serta kemajuan dalam hal pengetahuan Islam serta kehidupan (living condition)
demi keberhasilan dakwah amat diperlukan di Jepang. Satu hal yang harus
dipahami adalah bahwa jika tindakan pengabaian serta ketidakpedulian oleh warga
negara Jepang yang Muslim terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan
persoalan jamaah dirubah, maka resiko yang harus ditanggung komunitas akan bisa
diatasi dan dicairkan melalui distorsi keyakinan Islam yang amat hebat, yang
terus tumbuh. Kemungkinan tersebut pada kenyataannya bersentuhan dengan keterbukaan
permanent orang-orang muslim terhadap pengaruh adat-istiadat Jepang dan
ritual-ritual tradisional seperti menundukkan kepala amat dalam serta
berpartisipasi secara kolektif dalam acara-acara yang bersifat religiuis dan
berkunjung ke kuil. Mungkin permasalahan yang muncul adalah ketika keterlibatan
pada anak Muslim dalam perayaan-perayaan semacam itu akan menjadikan mereka
target empuk transmisi dan penanaman budaya non-Islam dan kebiasaan soaial.
Komunitas Islam di Jepang amat membutuhkan kehadiran lembaga-lembaga Islam di
seluruh Jepang.
Terdapat upaya-upaya permanent untuk
membangun atau merubah unit-unit pemukiman menjadi masjid-masjid di banyak kota
dan dengan pertolongan dari Allah Yang Maha Kuasa, juga ingin membangun
perusahaan-perusahaan yang diharapkan akan menghasilkan buah-buahan.
Terdapatnya miskonsepsi dalam pengajaran Islam diperkenalkan oleh media Barat
harus diluruskan dengan sebuah pendekatan yang lebih efisien yang diambil
dengan penuh pertimbangan terhadap adanya keistimewaan masyarakat jepang yang
merupakan salah satu masyarakat yang paling terpelajar di dunia. Karena adanya
distribusi yang tidak merata, maka terjemahan Al-Quran dalam bahasa Jepang
tidak tersedia di ruang publik. Literatur Islam benar-benar sulit ditemui di
toko buku atau perpustakaan umum kecuali beberapa essay yang ditulis dalam
bahasa Inggris serta buku-buku yang dijual dengan harga yang relative mahal.
Akibatnya, tidak heran jika kita hanya menemukan bahwa pengetahuan orang-orang
Jepang mengenai Islam hanya terbatas seputar poligami, Sunni dan Syiah,
Ramadhan, Mekah,. Allah adalah Tuhan-nya orang Islam, dan Islam adalah agamanya
Muhammad. Akankah Islam bergaung lebih keras di Jepang? Dengan terdapatnya bukti-bukti
yang signifikan mengenai terdapatnya tanggung jawab untuk berdakwah serta
penilaian yang rasional terhadap adanya keterbatasan dan kapabilitasnya,
komunitas Muslim menunjukkan komitmen yang lebih kuat untuk melaksanakan kewajiban
dakwahnya dengan cara-cara yang lebih terorganisir. Di masa yang akan datang diharapkan
masa depan Islam dan para pemeluknya akan lebih baik daripada sebelumnya,
tentunya dengan mengharapkan pertolongan Allah.
Perkembangan berikutnya, islam semakin
mendapat tempat dimasyarakat jepang. Banyak prajurit Jepang yang pulang dari
dunia ke-2 dengan oleh-oleh masuk Islam. Maka agama Islam pun semakin
berkembang dengan pesat, apalagi setelah Haji Umar Meta mendirikan oganisasi
umat Islam pada tahun 1980 M, dan Dr. Syauki Futaki mendirikan Rumah Sakit
Islam terbesar di Jepang. Sampai hari ini, agama Islam di Jepang berkembang dan
semoga tetap jaya.[8]
C.
Perkembangan Islam di Korea
Agama islam masuk ke Korea pada tahun
1955M. yang dibawa oleh Abdurrahman dan Zubair Khoci. Keduanya adalah imam
rohani tentara Turki yang dikirim ke Korea dalam misi perdamaian antara Korea
Utara dan Korea Selatan. Orang Korea yang pertama kali masuk Islam adalah Umar
Kim Jin Kyu, Haji Mohamad Yon, Haji Sabir Suh. Pada tahun 1959 mereka
melaksanakan ibadah haji ke Mekah. Setelah bertemu jutaan umat Islam , dari
berbagai Negara mereka segera melakukan dakwah di negaranya.
Berkat perjuangan mereka, agama Islam
dapat berkembang dengan pesat di Korea. Pada tahun 1963 di Seoul, Ibu kota
Korea Selatan didirikan sebuah masjid megah, dan lengkap dengan fasilitas
dakwahnya, baik untuk pendidikan al-Quran, pertemuan akbar dan sebagainya.
Masjid itu dipimpin oleh Haji Sabir Suh.
Tahun 1980 juga didirikan sebuah Universitas
Islam di Kota Yang In. Universitas itu memiliki 15 fakultas, yang lima
diantaranya adalah fakultas Syariah, Bahasa Arab, Ilmu Perbandingan Agama,
Sejarah Islam, dan Penddidikan Agama Islam. Umat Islam di Korea pada saat ini
sekitar 21 ribu orang.[9]
BAB III
PENUTUP
- SIMPULAN
Proses
islamisasi kawasan Asia Barat dimulai sejak abad ke-7. Proses ini terdiri dari tiga
fase Khalifah (khalifahurrasidyn), Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah. Berangkat
dari ketiga fase ini islam dikenal sampai saat ini. Kawasan yang mayoritas terdiri
atas bangsa Arab, memainkan peranan penting dalam segala peristiwa yang terkait
sejarah dengan Islam. Karena itu, wilayah ini dikatakan sebagai “jantung dunia Islam”.
Sejak
zaman Nabi Muhammad SAW,
di Asia selatan tempatnya di India telah memiliki sejumlah pelabuhan besar sehingga
terjadi interaksi antara india dengan muslim di arab. Oleh karena itu perdagangan
dan dakwah menyatu dalam satu kegiatan sehingga raja Kadangalur dan Cheraman Perumal
masuk islam dan mengganti namanya menjadi tajudin. Pada zaman Umar Bin Al-Khottob,
Mughirah berusaha menaklukan Sin (India)
tapi usahanya gagal (643-644 M).
Dalam
kekuasaan Islam, Asia Tengah mencapai kegemilangannya dalam hal budaya dan ekonomi.
Dari segi kultural, bahasa Arab mulai menggantikan bahasa Persia, khususnya setelah
Bani Abbasiyah memerintah. Sampai abad ke-9 Masehi, Transoxiana menjadi mercusuar
peradaban, yang bersandingan secara prestise dengan Baghdad-Ibu kota kekhalifahan--Kairo,
dan Kordoba (Spanyol). Namun, perlahan-lahan pengaruh Arab mulai memudar dan akhirnya
bahasa Persia mulai dipakai lagi secara umum di kawasan ini.
Islam di Rusia adalah agama terbesar kedua setelah
Kristen Ortodoks, yakni sekitar 21- 28 juta penduduk atau 15 - 20 persen dari
sekitar 142 juta penduduk.Untuk pertama kalinya dalam sejarah Rusia, pemimpin
Rusia (Vladimir Putin) memasukkan menteri Muslim dalam kabinetnya dan mengakui
eksistensi Muslim Rusia.
Agama Islam masuk ke Cina pada masa pemerintahan
Utsman bin Affan, Mubaligh pertama yang diutus ke negeri itu ialah Saad bin Abi
Waqash. Setelah itu banyak saudagar arab yang masuk Cina sambil berdakwah.
Masyarakat Cina umumnya menerima kedatangan agama Islam, dan banyak diantara
mereka yang tertarik menjadi muslim. Keagungan ajaran Islam yang dipraktekan
dan diajarkan oleh para mubaligh, membuat masyarakat Cina kagum dan menyebutnya
dengan Hui-hui Chew atau Tsing Ching Chew yang artinya agama yang suci.
Islam
semakin mendapat tempat dimasyarakat jepang. Banyak prajurit Jepang yang pulang
dari dunia ke-2 dengan oleh-oleh masuk Islam. Maka agama Islam pun semakin
berkembang dengan pesat, apalagi setelah Haji Umar Meta mendirikan oganisasi
umat Islam pada tahun 1980 M, dan Dr. Syauki Futaki mendirikan Rumah Sakit
Islam terbesar di Jepang. Sampai hari ini, agama Islam di Jepang berkembang dan
semoga tetap jaya.
Agama islam masuk ke Korea pada tahun 1955M. yang
dibawa oleh Abdurrahman dan Zubair Khoci. Keduanya adalah imam rohani tentara
Turki yang dikirim ke Korea dalam misi perdamaian antara Korea Utara dan Korea
Selatan. Orang Korea yang pertama kali masuk Islam adalah Umar Kim Jin Kyu,
Haji Mohamad Yon, Haji Sabir Suh. Pada tahun 1959 mereka melaksanakan ibadah
haji ke Mekah. Setelah bertemu jutaan umat Islam , dari berbagai Negara mereka
segera melakukan dakwah di negaranya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullahi Ahmad
An-Naim. Islam Dan Negara
Sekuler. Bandung: Mizan, 2007.
A.
Mukti Ali, Memahami beberapa Aspek
Ajaran Islam,Bandung: Mizan,1996.
A. Waid Sy. Mamahami
Pendidikan agama Islam, Bandung: CV
ARMICO,2007.
Dedi Supriyadi, Sejarah
Peradaban Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2008.
Drs. Atang Abd., Hakim, Metodologi Studi Islam, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya,2009.
M. Abdul Karim, Islam di Asia Tengah, bagaskara,
Yogyakarta, 2006.
M Ali Kettani, Minoritas
Islam di Dunia Dewasa Ini, Jakarta : Raja Grafindo, 2005.
Siti maryam Dkk, sejarah
peradaban islam; dari klasik hingga
Modern , Yogyakarta: lesfi 2009.
WD.Sukisman,Sejarah Cina Konterporer(I), Jakarta:
Pradnya Paramita,1992.
Footnote :
1. Dedi
supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2008, hlm
171-172
2. Ibid.,
hlm. 173
3. Siti
maryam Dkk, sejarah peradaban islam; dari klasik hingga Modern
(yogyakarta: lesfi 2009), hlm. 165
4. Ibid.,
hlm. 166
5. M. Abdul
Karim, Islam di Asia Tengah, bagaskara, Yogyakarta, 2006. Hlm 15-17
Komentar
Posting Komentar